Rabu, 13 Mei 2015

laporan praktikum


LAPORAN PRAKTIKUM


OSMOSIS PADA SEL HEWAN


                                           OLEH KELOMPOK 3:

1.   ANDREE ALFAROJI
2.   ALIMAH ZIKRA TAMPAL
3.   ASNI MARNI
4.   RIKO FIRMAHADI


SMA N AGAM CENDEKIA
T. A 2014 S/D 2015





BAB I   PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
   
     Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme multiseluler yang paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan lingkungannya pada tingkat seluler. Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi metabolisme sel. Transport yang tersebut dapat berlangsung secara aktif maupun pasif. Transport secara pasif diantaranya difusi dan osmosis.
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari hipertonik ke hipotonik. Hipertonik berarti konsentrasi yang tinggi, sedang hipotonik berarti konsentrasi yang rendah.
 Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi (hipertonik) ke larutan yang konsentrasi airnya rendah (hipotonik). Osmosis juga sering disebut sebagai difusi pada organism hidup dimana molekul yang berdifusi harus menerobos pori-pori mrmbran plasma.


      1 .2       Tujuan Praktikum
       -      Untuk mengetahui tranfor membran pada usus sapi
       -      Untuk mengetahui perbedaan osmosis dan difusi

     1.3    waktu dan tempat
                 

Praktikum ini telah dilaksanakan pada :
    Hari / Tanggal   :  Senin, 25 Agustus 2014 ·  
    Waktu                :   08.30 WITA – 09.50 WIB
    Tempat              :   Laboratorium Biologi SMAN Agam Cendekia


BAB II   TINJAUAN PUSTAKA








    Semua makhluk hidup memerlukan nutrisi untuk melangsungkan kehidupannya, penyerapan nutrien ini memerlukan suatu sistem transport. Sistem transport nutrien sangat penting bagi tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan transport zat hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme dari sel ke sel dengan menembus membran plasma dan berlangsung baik secara aktif maupun pasif. Pada umumnya membran sel bersifat selektif permeabel yaitu cuma zat-zat tertentu saja yang dapat masuk keluar membran plasma. Transport aktif adalah transport ion atau molekul yang membutuhkan energi untuk melewati membran plasma, sedangkan transport pasif adalah transport ion atau molekul yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma.
        Metabolisme pada organisme multi seluler meliputi banyak hal diantaranya transpor materi dan energi. Sistem transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme. Pada tumbuhan dan hewan yang masih sederhana atau belum memiliki struktur organisme rumit, transpot materi (nutrien dan zat hara) dan hasil metabolisme cukup dari sel ke sel. Transportasi tersebut dapat berlangsung secara aktif maupun pasif. Transportasi pasif berlangsung antara lain secara osmosis. Protoplasma sel mempunyai plasma ( pada tumbuhan ) atau selaput sel (pada hewan) yang mampu mengatur secara selektifaliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Terdapat dua proses fisiokimia yang penting yaitu difusi dan osmosis.
v  Difusi
    Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui membrane plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan ini mendorong terjadinya difusi.

     Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi ,yaitu:
a. Ukuran partikel.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak. Sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.


b. Ketebalan Membran.
Semakin tebal membrane, semakin lambat kecepatan difusinya.
c. Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya
d. Jarak.
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya
e. Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
.
Macam-macam difusi :
Ø Difusi dipermudah sengan saluran protein
Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membran plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang dibentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran yang dibentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
Ø Difusi dipermudah dengan protein pembawa



Proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang ditransport. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya sam amino dan glukosa.
v  Osmosis
      Osmosis adalah perpindahan air melalui membrane permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membrane semipermiabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Dengan kata lain osmosis berarti juga perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membrane) semipermeabel. Membrane semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membran.
     Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya perunit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
    

BAB III METODE KERJA (METODOLOGI)

III. 1 ALAT DAN BAHAN

1.      Usus sapi
2.      Air garam
3.      Air putih
4.      Gelas ukur
5.      Tali


6.      Pipet kaca
7.      Spidol
8.      Tissu
9.      Silet

III. 2     LANGKAH KERJA

1.      Masukan air putih ke dalam gelas ukur
2.      Ambil usus sapi, ikat salah satu ujungnya dengan erat.
3.      Masukan air garam ke dalam usus sapi
4.      Ikat lagi ujung bagian atasnya dengan erat
5.      Celupkan usus sapi ke dalam air putih dan ukur perubahan volum air
6.      Masukan air garam ke dalam gelas ukur
7.      Ambil usus sapi, ikat salah satu ujungnya dengan erat dan masukan air putih ke dalam usus sapi
8.      Ikat ujung bagian atas  usus sapi
9.      Celupkan usus sapi tersebut ke dalam air garam dan ukur perubahan volum air
10.  Tandai batas air pada pipet kaca dengan spidol
11.  Amati perubahan yang terjadi


BAB IV  HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 HASIL PENGAMATAN

Percobaan 1
Air putih dalam usus sapi dan air garam diluar usus sapi. Setelah diamati ternyata permukaan air dalam usus sapi turun.
Percobaan 2
Air garam dalam usus sapi, air putih diluar usus sapi, setelah diamati ternyata permukaan air dalam usus sapi naik.
IV. 2 PEMBAHASAN

     Dari percobaan 1 dapat kita simpulkan bahwa apabila konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi daripada di dalam sel (hipertonik) air akan keluar sel, sehingga air dalam sel berkurang. Pergerakan air keluar sel disebut eksosmosis.
     Dari percobaan 2 dapat kita simpulkan bahwa jika konsentrasi larutan dalam sel lebih tinggi daripada larutan di luar sel (hipotonik), air akan masuk ke dalam sel,sehingga air dalam sel akan naik. Pergerakan air ke dalam sel disebut endosmosis.



Prinsip osmosis: perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membrane) semipermeabel. Membrane semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membran.
    Transfer molekul solvent (biasanya air) dari lokasi hypotonic solution (potensi rendah/encer) menuju hypertonic solution (potensi tinggi/pekat), melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis). Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press. Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandungan solut tinggi memiliki entropi yg tinggi juga.
       Mengikuti Hukum Termo II: setiap perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi maksimum, maka solvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut lebih banyak, sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum.Solvent akan kehilangan entropi, dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan semakin miskin, sedang yang kaya
akan semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, atau gradien (perubahan entropi terhadap waktu) = 0.
       Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik (Bambang 2009: 1).
       Proses yang sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam.




Faktor yang mempengaruhi osmosis
Ø  Zat molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat liang membran akan meresap dengan lebih mudah.
Ø  Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. Jika kadar resapan bagi dua bahan yang sama saiz molekul dibandingkan, bahan yang lebih larut dalam lipid akan meresap lebih cepat daripada bahan yang mempunyai kelarutan yang rendah.
Ø   Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membrsn yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
Ø  Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan memlaui satu membran yang nipis adalah lebih cepat.
Ø  Suhu: Pergerakan rawak molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Ø  Cas elektrik pada molekul: Pada umumnya, resapan molekul bercas (ion) adalah lebih perlahan berbanding dengan molekul yang tidak bercas walaupun saiz molekul yang serupa. Jika semua faktor di atas adalah malar, maka ini boleh ditunjukkan bahawa kadar resapan berkadar terus dengan cerun kepekatan.




BAB V PENUTUP

V. 1 KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini, kami menarik beberapa kesimpulan:
   Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi (hipertonik) ke larutan yang konsentrasi airnya rendah (hipotonik). Osmosis juga sering disebut sebagai difusi pada organism hidup dimana molekul yang berdifusi harus menerobos pori-pori mrmbran plasma.





V.2 SARAN
1.      Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti
2.      Kepada pengamat di sarankan agar lebih teliti , tekun , ulet dan sabar . Memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi sehingga dapat menumbuhkan jiwa kritis pada pengamat.
3.      Dalam Proses pengamatan , focus diatur sebaik baiknya sehingga dapat menimbulkan hasil yang konkrit dalam penelitian
4.      Perlu adanya penelitian lebih dalam, waktu praktikum lebih lama serta peningkatan fasilitas/peralatan praktikum, untuk memudahkan kegiatan praktek.
5.       Perlu banyak bimbingan dari guru, membaca dan mengambil referensi lebih banyak lagi baik dari buku-buku maupun internet dan lain-lain, agar lebih memahami proses osmosis dan difusi tersebut.
V.3 DAFTAR PUSTAKA
      Anshory. 1984. Biologi umum. Genesa Exact: Bandung.
Aryulina, Diah dkk. 2007. Esis. Jakarta : Erlangga
Pratiwi,D . A. 2007. Biologi SMA jilid 2. Jakarta : erlangga.
Priadi, Arif.2009. biology bilingual. Jakata :Erlangga.
Susilawarno, Gunawan. 2007. Biologi. Jakarta: Grasindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar