LAPORAN
PRAKTIKUM
OSMOSIS
PADA SEL HEWAN
OLEH KELOMPOK 3:
1.
ANDREE
ALFAROJI
2.
ALIMAH
ZIKRA TAMPAL
3.
ASNI
MARNI
4.
RIKO
FIRMAHADI
SMA N AGAM CENDEKIA
T. A 2014 S/D 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada semua makhluk hidup, dari prokariota
hingga organisme multiseluler yang paling kompleks, melakukan pertukaran zat
dengan lingkungannya pada tingkat seluler. Pertukaran zat tersebut sangat
penting bagi metabolisme sel. Transport yang tersebut dapat berlangsung secara
aktif maupun pasif. Transport secara pasif diantaranya difusi dan osmosis.
Difusi
adalah perpindahan molekul-molekul dari hipertonik ke hipotonik. Hipertonik
berarti konsentrasi yang tinggi, sedang hipotonik berarti konsentrasi yang
rendah.
Osmosis
adalah perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang
konsentrasi airnya tinggi (hipertonik) ke larutan yang konsentrasi airnya
rendah (hipotonik). Osmosis juga sering disebut sebagai difusi pada organism
hidup dimana molekul yang berdifusi harus menerobos pori-pori mrmbran plasma.
1 .2 Tujuan Praktikum
- Untuk mengetahui tranfor membran pada usus sapi
- Untuk mengetahui perbedaan osmosis dan
difusi
1.3
waktu dan tempat
Praktikum ini telah dilaksanakan pada :
Hari /
Tanggal : Senin, 25
Agustus 2014 ·
Waktu : 08.30 WITA – 09.50 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi SMAN Agam Cendekia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Semua makhluk
hidup memerlukan nutrisi untuk melangsungkan kehidupannya, penyerapan nutrien
ini memerlukan suatu sistem transport. Sistem transport nutrien sangat penting
bagi tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan transport zat hara serta pertukaran zat
dan hasil metabolisme dari sel ke sel dengan menembus membran plasma dan
berlangsung baik secara aktif maupun pasif. Pada umumnya membran sel bersifat
selektif permeabel yaitu cuma zat-zat tertentu saja yang dapat masuk keluar
membran plasma. Transport aktif adalah transport ion atau molekul yang
membutuhkan energi untuk melewati membran plasma, sedangkan transport pasif
adalah transport ion atau molekul yang tidak memerlukan energi untuk melewati
membran plasma.
Metabolisme pada organisme multi
seluler meliputi banyak hal diantaranya transpor materi dan energi. Sistem
transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa
organisme. Pada tumbuhan dan hewan yang masih sederhana atau belum memiliki
struktur organisme rumit, transpot materi (nutrien dan zat hara) dan hasil
metabolisme cukup dari sel ke sel. Transportasi tersebut dapat berlangsung
secara aktif maupun pasif. Transportasi pasif berlangsung antara lain secara
osmosis. Protoplasma sel mempunyai plasma ( pada tumbuhan ) atau selaput sel
(pada hewan) yang mampu mengatur secara selektifaliran cairan dari lingkungan
suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Terdapat dua proses fisiokimia yang
penting yaitu difusi dan osmosis.
v Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui membrane plasma
ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak
dengan konstan. Gerakan ini mendorong terjadinya difusi.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi ,yaitu:
a. Ukuran
partikel.
Semakin
kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak. Sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
b. Ketebalan
Membran.
Semakin
tebal membrane, semakin lambat kecepatan difusinya.
c. Luas
suatu area.
Semakin
besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya
d. Jarak.
Semakin
besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya
e. Suhu.
Semakin
tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
.
Macam-macam
difusi :
Ø Difusi dipermudah sengan saluran
protein
Substansi
seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui
membran plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui
saluran yang dibentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran yang
dibentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein
integral.
Ø Difusi dipermudah dengan protein
pembawa
Proses
difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu saluran dan mengikat
substansi yang ditransport. Protein ini disebut protein pembawa. Protein
pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya sam amino dan glukosa.
v Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui
membrane permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat. Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membrane semipermiabel
dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasinya
rendah. Dengan kata lain osmosis berarti juga perpindahan molekul dari larutan
berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis)
melalui selaput (membrane) semipermeabel. Membrane semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan
gradient tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami,
tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian
dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih
encer. Gaya perunit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut
melalui membran permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang
lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
BAB III METODE KERJA (METODOLOGI)
III. 1 ALAT DAN BAHAN
1. Usus sapi
2.
Air garam
3.
Air putih
4.
Gelas ukur
5. Tali
6. Pipet kaca
7.
Spidol
8.
Tissu
9. Silet
III. 2
LANGKAH KERJA
1. Masukan air putih ke dalam gelas
ukur
2.
Ambil usus
sapi, ikat salah satu ujungnya dengan erat.
3.
Masukan air
garam ke dalam usus sapi
4.
Ikat lagi
ujung bagian atasnya dengan erat
5.
Celupkan
usus sapi ke dalam air putih dan ukur perubahan volum air
6.
Masukan air
garam ke dalam gelas ukur
7.
Ambil usus
sapi, ikat salah satu ujungnya dengan erat dan masukan air putih ke dalam usus
sapi
8.
Ikat ujung
bagian atas usus sapi
9.
Celupkan
usus sapi tersebut ke dalam air garam dan ukur perubahan volum air
10.
Tandai batas
air pada pipet kaca dengan spidol
11. Amati perubahan yang terjadi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 HASIL PENGAMATAN
Percobaan 1
Air putih dalam usus sapi dan air garam diluar usus
sapi. Setelah diamati ternyata permukaan air dalam usus sapi turun.
Percobaan 2
Air garam dalam usus sapi, air putih diluar usus sapi,
setelah diamati ternyata permukaan air dalam usus sapi naik.
IV. 2
PEMBAHASAN
Dari
percobaan 1 dapat kita simpulkan bahwa apabila konsentrasi larutan di luar sel
lebih tinggi daripada di dalam sel (hipertonik) air akan keluar sel, sehingga
air dalam sel berkurang. Pergerakan air keluar sel disebut eksosmosis.
Dari
percobaan 2 dapat kita simpulkan bahwa jika konsentrasi larutan dalam sel lebih
tinggi daripada larutan di luar sel (hipotonik), air akan masuk ke dalam
sel,sehingga air dalam sel akan naik. Pergerakan air ke dalam sel disebut
endosmosis.
Prinsip
osmosis: perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke
larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membrane)
semipermeabel. Membrane semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tetapi
tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membran.
Transfer molekul solvent (biasanya air) dari
lokasi hypotonic solution (potensi rendah/encer) menuju hypertonic solution
(potensi tinggi/pekat), melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita
beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah
(reversed osmosis). Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis
disebut sebagai osmotic press. Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika,
osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entropi. Komponen solvent
murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandungan solut tinggi
memiliki entropi yg tinggi juga.
Mengikuti
Hukum Termo II: setiap perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi
maksimum, maka solvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut lebih
banyak, sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum.Solvent akan
kehilangan entropi, dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan
semakin miskin, sedang yang kaya
akan semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai,
entropi akan maksimum, atau gradien (perubahan entropi terhadap waktu) = 0.
Plasmolisis merupakan dampak dari
peristiwa osmosis Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi
(hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor,
menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini
layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis:
tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel
terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan
membran. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan
air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi
plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik (Bambang
2009: 1).
Proses yang sama pada sel hewan disebut
krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi. Plasmolisis
hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam.
Faktor yang
mempengaruhi osmosis
Ø Zat molekul
yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat liang membran akan
meresap dengan lebih mudah.
Ø Keterlarutan
lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat
daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. Jika kadar resapan
bagi dua bahan yang sama saiz molekul dibandingkan, bahan yang lebih larut
dalam lipid akan meresap lebih cepat daripada bahan yang mempunyai kelarutan
yang rendah.
Ø Luas
permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan
membrsn yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
Ø Ketebalan
membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang
harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan memlaui
satu membran yang nipis adalah lebih cepat.
Ø Suhu:
Pergerakan rawak molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi
lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Ø Cas elektrik
pada molekul: Pada umumnya, resapan molekul bercas (ion) adalah lebih perlahan
berbanding dengan molekul yang tidak bercas walaupun saiz molekul yang serupa.
Jika semua faktor di atas adalah malar, maka ini boleh ditunjukkan bahawa kadar
resapan berkadar terus dengan cerun kepekatan.
BAB V PENUTUP
V. 1 KESIMPULAN
Dari
praktikum kali ini, kami menarik beberapa kesimpulan:
Osmosis adalah perpindahan molekul air
melalui membran semipermeabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi
(hipertonik) ke larutan yang konsentrasi airnya rendah (hipotonik). Osmosis
juga sering disebut sebagai difusi pada organism hidup dimana molekul yang
berdifusi harus menerobos pori-pori mrmbran plasma.
V.2 SARAN
1. Setiap pengamatan harus dilakukan
dengan teliti
2. Kepada pengamat di sarankan agar lebih
teliti , tekun , ulet dan sabar . Memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi
sehingga dapat menumbuhkan jiwa kritis pada pengamat.
3. Dalam Proses pengamatan , focus
diatur sebaik baiknya sehingga dapat menimbulkan hasil yang konkrit dalam
penelitian
4. Perlu adanya penelitian lebih dalam, waktu praktikum lebih lama serta
peningkatan fasilitas/peralatan praktikum, untuk memudahkan kegiatan praktek.
5. Perlu banyak
bimbingan dari guru, membaca dan mengambil referensi lebih banyak lagi baik
dari buku-buku maupun internet dan lain-lain, agar lebih memahami proses
osmosis dan difusi tersebut.
V.3 DAFTAR PUSTAKA
Anshory. 1984. Biologi umum.
Genesa Exact: Bandung.
Aryulina, Diah dkk. 2007. Esis. Jakarta : Erlangga
Pratiwi,D . A. 2007. Biologi SMA jilid 2. Jakarta : erlangga.
Priadi, Arif.2009. biology bilingual. Jakata :Erlangga.
Susilawarno, Gunawan. 2007. Biologi. Jakarta: Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar